Senin, 18 Juli 2011

antum-dinding sel

Anatomi Tumbuhan


Anatomi Tumbuhan dibagi menjadi 3 :

1. Sitologi tumbuhan: mempelajari bentuk, susunan dan sifat-sifat fisik/kimia dari sel-sel tumbuhan

2. Histologi tumbuhan : mempelajari sekelompok/sekumpulan sel yang membentuk jaringan, di mana sekelompok sel-sel tersebut mempunyai ciri-ciri yang serupa meliputi bentuk, sifat dan fungsinya.
3. Organologi tumbuhan : mempelajari alat-alat pada tumbuhan yang dari luar tampak sebagai batang, akar dan daun; buah, bunga dan lain-lain, yang ternyata alat-alat tersebut tersusun oleh bermacam-macam jaringan.

Sel tumbuhan seperti halnya pada hewan dibedakan antara sel yang prokariotik dan eukariotik:
_ Sel tumbuhan yang bersifat PROKARYOTIK antara lain dijumpai pada ganggang hijau biru. Pada sel ini nucleus/inti sel tidak mempunyai membran inti.
_ Sel tumbuhan yang bersifat EUKARYOTIK dijumpai misal pada Spirogyra. Di sini nucleus mempunyai membran inti. Sel seperti ini juga dijumpai pada tumbuh-tumbuhantingkat tinggi.

Perbedaan utama sel hewan dan sel tumbuhan:
_ Mempunyai membran plasma dan dinding sel yang kuat
_ Dijumpai adanya plastida
_ Vacuola sel dapat bersatu dan membesar, membentuk vakuola sentral
_ Hanya mempunyai membran plasma saja
_ Tidak dijumpai adanya plastida
_ Vacuola sel tetap kecil


SITOLOGI TUMBUHAN
Sel merupakan unit dasar yang menyusun suatu organisme, yang berupa bangunan kompleks dan mempunyai ciri-ciri antara lain :
_ Dapat memperbanyak diri bila masih muda
_ Dapat mempergunakan lingkungan hidup sebagai sarana kehidupannya

Sel terdiri dari :
_ Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida, mitokondria
_ Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola, karbohidrat, protein, lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.
Bentuk sel :
*      prisma
*      silindris
*      kubus
*      poligonal
*      tak teratur
A. DINDING SEL
Dinding sel merupakan benda ergastik/tidak hidup/termasuk komponen non protoplasmik di luar plasma sel. Dalam perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap :
1.  substansi interseluler atau lamela tengah : yaitu dinding sel yang mula-mula terbentuk pada waktu terjadi pembelahan sel, juga disebut dinding primitif yang sangat tipis, terdiri atas zat pektin dan protopektin
2. dinding primer: yaitu perkembangan dari lamela tengah yang telah mengalami perubahan primer karena adanya penebalan zat selulosa dan hemiselulosa dan kadangkadang dijumpai senyawa polisakarida non selulosa. Misal : pada dinding sel parenkim
3. dinding sekunder : yaitu perkembangan lebih lanjut dari dinding primer karena adanya penebalan dinding dari lignin. Hanya dijumpai pada sel-sel dengan fungsi khusus : trakea, trakeida/sklerenkim.

SIFAT-SIFAT DINDING SEL :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel terdiri atas misel yaitu bangun-bangun molekul yag tersusun oleh
selulose. Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring dan pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah : pektin, hemiselulosa, pentosan, protopektin, lignin, kutin, selulose, suberin dan sapropolenin
Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia tertentu yang disebut reaksi mikrokimia. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.


Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, makin dewasa sel tersebut dinding selnya relatif bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat perbedaan bentuk sel.

Beberapa reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
1) Selulosa
S + ZnCl-J ungu
S + JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Hemiselulosa
Menyerupai selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
HS + ZnCl-J biru pucat
3) Lignin
Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L + ZnCl-J kuning
L + anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L + fuchsin + asam pikrat merah
4) Suberin
Terdapat pada dinding sel gabus
S + sudan III merah
S + ZnCl-J coklat
S + KOH kuning
5) Protopektin
P + ZnCl-J kuning coklat
P + asam encer larut dalam alkali
6) Pektin
Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula. Bila buah dimasak tampak beberapa zat gelatin

7) Khitin
Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
8) Kersik (SiO2)
Pada dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
9) Kapur
Misal pada dinding sel ganggang Chara sp


FUNGSI DINDING SEL :
*      melindungi isi sel
*      menentukan bentuk sel
*      memperkuat sel
*      menentukan ciri sel


PENEBALAN DINDING SEL :
_ Menurut cara penebalannya, dapat terjadi secara :
*      APOSISI
Yaitu dengan cara menempelkan/melapis-lapiskan bahan penebalan (zat selulosa) pada lamela tengah (substansi interseluler), biasanya pada dinding primer. Contoh : sel parenkim, floem

*      INTUSUSEPSI
Penbalan yang terjadi dengan menyisipkan bahan-bahan penebalan di antara mikrofibril
_ Menurut arah penebalannya :
*      SENTRIPETAL :
Yaitu penebalan ke arah pusat sel/dalam. Contoh : pada sel epidermis daun beringin (Ficus sp), terdapat tangkai selulosa yang akan memanjang dan kemudian dideposisikan zat CaCO3 yang makin lama makin banyak sel akan melebar dan disebut litokis. Penebalannya disebut sistolit
.

*      SENTRIFUGAL
Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh :
pada polen (ss), terdapat tonjolan-tonjolan yang merupakan penebalan ke arah luar.
pada rambut daun (trikoma), misal : daun Artocarpus communis mempunyai rambut-rambut pelindung pada daunnya. Penebalannya terjadi secara intususepsi.


Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut menebal yang disebut noktah. Di dalam noktah kadangkadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.


Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan
noktah berhalaman
1Noktah Biasa (noktah sederhana):
1.Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.

2.Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3.Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4.Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5.Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian bersatu.



1Noktah Berhalaman :
Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem).
Bagian-bagian noktah berhalaman :

1.Mulut noktah, terdiri dari :
* mulut dalam menghadap ruang sel
* mulut luar menghadap lamela tengah
2.Lamela tengah, terdiri dari :
* torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
* margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat  elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara.

Noktah berhalaman dibedakan atas :
a) Noktah berhalaman sempurna :
Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal
b) Noktah setengah halaman :
Sel noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa). Misal : xylem – parenkim kayu

Terjadinya noktah :
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar